Rabu, 13 Februari 2019

Pengolahan air minum

Air
  Air minum adalah merupakan kebutuhan dasar yang sangat diperlukan bagi kehidupan manusia secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat.


Untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut diperlukan sistem penyediaan air minum yang berkualitas, sehat, efisien dan efektif, terintegrasi dengan sektor sektor lainnya terutama sektor sanitasi sehingga masyarakat dapat hidup sehat dan produktif.

Air minum yang sehat juga harus memenuhi syarat kimia yang dibutuhkan. Artinya, air harus mengandung zat-zat tertentu yang dibutuhkan, misalnya zat besi, mangan, dan klorida. Zat tersebut juga harus ada dalam jumlah tertentu. Kekurangan atau kelebihan zat tertentu dalam air akan menyebabkan ketidakseimbangan.

Apa kalian tau syarat-syarat yang baik untuk air minum? Lalu bagaimana caranya untuk mengenali ciri-ciri air minum berkualitas? Berikut syarat syarat air minum yang baik:

1. Syarat fisik

Secara fisik air minum yang sehat haruslah bening (tidak berwarna) dan tidak berbau. Mengutip Buckle KA, dalam buku Ilmu Pangan (1987), air yang bisa diminum haruslah tidak mengandung bahan tersuspensi atau keruh.

Selain itu, air minum kemasan yang berkualitas juga harus memiliki suhu di bawah suhu udara di luarnya (dalam suhu ruang).

2. Syarat mikrobiologi

Syarat mikrobiologi ini disebut juga sebagai syarat bakteriologis. Karena digunakan sebagai untuk minum, air minum dalam kemasan harus bebas dari segala macam bakteri yang mencemarinya. "Terutama, harus bebas dari bakteri patogen (penyebab penyakit)," kata Ika.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan patogen dalam air minum kemasan tersebut, maka air minum harus diuji di laboratorium.

3. Syarat kimia

Air minum yang sehat juga harus memenuhi syarat kimia yang dibutuhkan.  Artinya, air harus mengandung zat-zat tertentu yang dibutuhkan, misalnya zat besi, mangan, dan klorida.

Zat tersebut juga harus ada dalam jumlah tertentu. Kekurangan atau kelebihan zat tertentu dalam air akan menyebabkan ketidakseimbangan.
Parahnya ini juga akan mengganggu kondisi fisiologis seseorang.


Proses pengolahan air minum



Pengolahan air minum adalah suatu usaha teknis yang dilakukan untuk memberikan perlindungan pada sumber air dengan perbaikan mutu asal air sampai menjadi mutu yang diinginkan dengan tujuan agar aman dipergunakan oleh masyarakat pemakai air minum.

Dalam pengolahan air minum dikenal 3 (tiga) jenis pengolahan, antara lain:

Pengolahan Fisik, adalah pengolahan yang ditujukan untuk mengurangi kotoran kasar seperti benda-benda terapung, pasir, zat organik yang ada di dalam air. Proses pengolahan ini adalah bar screen, sedimentasi, dan filtrasi.

Pengolahan Kimiawi, adalah pengolahan yang ditujukan untuk menghilangkan kotoran di dalam air dalam bentuk koloidal, menghilangkan dan memperbaiki unsur-unsur kimia yang tidak dikehendaki yang terdapat di dalam air dengan menggunakan bahan kimia. Proses pengolahan kimiawi seperti aerasi, koagulasi, flokulasi dan netralisasi.

Pengolahan Bakteriologi, adalah pengolahan yang ditujukan memusnahkan bakteri yang terdapat di dalam air dengan cara pembubuhan desinfektan.

1. Aerasi

Adalah “proses dimana gas dibebaskan atau dilepaskan dari air atau diserap atau dilarutkan”. Di dalam pengolahan air minum, aerasi merupakan salah satu pengolahan pendahuluan (preliminary treatment) yang tujuan utamanya adalah meningkatkan kadar oksigen terlarut (dissolved oxygen), sehingga mencegah terjadinya proses anaerobik pada proses-proses selanjutnya. Proses ini dapat juga digunakan untuk mengurangi kandungan H2S, Fe dan Mn, CO2 bebas, dan detergen yang terdapat pada air baku.

2. Prasedimentasi

Prasedimentasi adalah proses pengendapan secara gravitasi untuk memisahkan benda-benda tersuspensi (suspended matter) yang terdiri dari pasir kasar, pasir halus, dan lumpur yang sangat halus (silt) dari air baku. Pproses ini merupakan pengolahan pendahuluan (preliminary treatment), sehingga dapat mengurangi beban pengolahan pada proses-proses selanjutnya. Proses ini sangat efektif untuk air baku dengan kekeruhan tinggi, sebagai contoh Sungai Serayu pada waktu musim penghujan.

3. Koagulasi – Flokulasi

Partikel koloid adalah partikel yang bermuatan listrik negatif yang sangat stabil. Dalam pengolahan air minum, koagulasi didefinisikan sebagai “proses dimana partikel koloid di-destabil-kan dan dinetralkan muatan listriknya”. Produk yang digunakan untuk netralisasi disebut koagulan. Koagulan yang paling umum digunakan adalah Aluminium Sulfat Al2(SO4)3 dan reaksi yang terjadi adalah:

Al2(SO4)4 + 3 Ca(HCO3)2 –> 3 CaSO4 + 2 Al(OH)3 + 6 CO2

Dosis yang diinjeksikan ke dalam air baku tergantung dari hasil Jar Test.

Flokulasi didefinisikan sebagai “proses pembentukan partikel flok hasil penggabungan partikel-partikel kecil dengan cara pengadukan”. Produk yang ditambahkan dalam proses ini disebut flokulan (flocculating agents). Flokulan dapat mempercepat laju reaksi atau dapat meningkatkan mutu partikel flok yang terbentuk, sehingga lebih padat dan tidak mudah pecah. Flokulen dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya (buatan atau alam), muatan listriknya (anionik, kationik atau non-ionik), serta anorganik atau organik. Efektivitas proses flokulasi ini sangat tergantung dari efektivitas proses koagulasi.

4. Sedimentasi

Partikel flok yang semakin besar volume dan beratnya akan diendapkan secara gravitasi pada bak sedimentasi. Disini juga dilakukan pembubuhan polymer (dukem).

5. Filtrasi

Partikel tersuspensi dan partikel koloid yang tidak dapat dipisahkan pada proses sebelumnya, dipisahkan dengan proses saringan pasir cepat, yaitu proses penyaringan dengan media granular, yang umumnya adalah pasir untuk single media, serta pasir dan antrasit untuk dual media. Pemisahan partikel ini terjadi karena kombinasi proses fisis dan kimiawi. Penyaringan dan absorbsi partikel terjadi karena adanya muatan listrik yang berlawanan. Beberapa faktor yang mempengaruhi pemisahan partikel pada proses ini adalah:
Penyaringan yang terjadi pada permukaan filter bed.
Sedimentasi yang terjadi di dalam filter bed.
Kontak antara partikel flokulen dengan permukaan butir pasir atau dengan permukaan partikel flokulen yang telah terdeposit.
Absorbsi.
Koagulasi di dalam filter bed.
Aktivitas biologis yang tergantung dari pada konsentrasi partikel organik yang ada di dalam air.

6. Desinfeksi

Tujuan utama desinfeksi adalah untuk memenuhi persyaratan bakteriologi air minum, yaitu bebas dari bakteri pathogen. Desinfektan yang umum digunakan adalah gas chloor dengan waktu kontak minimum 20 – 30 menit dengan sisa chloor 0,05 – 0,2 mg/l. Waktu kontak dan sisa chloor sangat dipengaruhi oleh kadar amonia di dalam air. Jika menggunakan ozone, maka untuk menghasilkan kadar sisa yang sama dibutuhkan waktu kontak hanya kurang lebih 5 menit.

7. Reservoir

Air yang sudah didesinfeksi dimasukkan dalam tandon air (reservoir) kemudian didistribusikan ke pelanggan.

Itu tadi cara pengolahan air minum yang baik.

Bahan bahan kimia yang terkandung dalam air minum sangat lah banyak. Berikut bahan atau senyawa yang ada didalam air minum:

1. Kalsium

Menjaga kesehatan tulang dan gigi. Berperan penting dalam proses kontraksi, relaksasi otot, pembekuan darah, dan menunjang imunitas tubuh.

2. Sodium

Menjaga keseimbangan cairan tubuh. Menopang transmisi saraf, kontraksi otot, absorpsi glukosa, dan menjadi alat angkut zat gizi melalui membran sel.

3. Magnesium

Membantu proses pencernaan protein. Memelihara kesehatan otot dan sistem jaringan penghubung. Membantu menghilangkan timbunan lemak di dinding dalam pembuluh darah. Sebagai zat pembentuk sel darah merah berupa zat pengikat oksigen dan hemoglobin.

4. Kalium

Membantu pembentukan sel, pembentukan organ dalam tubuh dan jaringan.

5. Bikarbonat

Memelihara keseimbangan keasaman darah, menyokong proses pencernaan dalam perut.





Sumber:

https://www.google.com/amp/s/heru024.wordpress.com/2009/02/12/proses-pengolahan-air-minum/amp/

http://www.sanitasi.net/air-minum.html

https://www.google.com/amp/s/cantik.tempo.co/amp/801926/kandungan-mineral-dalam-air-putih-dan-apa-saja-kegunaannya